Masalah Baru yang Akan Muncul Setelah Beroperasinya Tol Malang Pandaan

(Sumber gambar: merdeka.com) Tol Pandaan - Malang garapan PT. PP

Masalah Baru yang Akan Muncul Setelah Beroperasinya Tol Malang-Pandaan (Tol MAPAN)

Coba kita bayangkan secara menyeluruh, apa yang akan terjadi dengan kota Malang dan  kota Batu nantinya. Ketika tol Malang-Pandaan (tol Mapan) itu sudah 100% jadi dan beroperasi secara baik dan maksimal, termasuk pengerjaan dari jalur underpass di perempatan Karanglo, kabupaten Malang yang baru saja dimulai beberapa waktu yang lalu?

Dengan berhasilnya proyek pengerjaan Tol Malang-Pandaan nanti, merupakan solusi untuk mengurai kemacetan yang setiap harinya terjadi di kawasan Lawang-Singosari. Ketika Tol Malang-Pandaan dioperasikan, artinya, arus masuk ke Malang dari arah Surabaya menjadi lebih lancar daripada sebelumnya. Namun, yang menjadi masalah berikutnya adalah kondisi jalanan di Malang kota yang sempit dan diprediksi akan lebih lebih macet lagi.

Dilansir dari Radarmalang.id (16/02/2019), Penyebab yang mencolok adalah, ruas-ruas jalan di Kota Malang nyaris tidak ada yang lebar-lebar amat. Sehingga berpotensi terjadi bottleneck (kemacetan). Dengan adanya tol, kendaraan begitu gampangnya masuk ke Malang. Tapi, ketika sudah masuk ke kota Malang, kendaraan-kendaraan itu akan berjejal-jejal karena terbatas dan kurang lebarnya ruas jalan yang ada.  Dan ini sudah terjadi secara rutin di saat weekend, long weekend dan musim liburan.

(Sumber gambar: surya.co.id) Kegiatan proyek underpass di perempatan Karanglo, Singosari, Kabupaten Malang

Kemacetan juga akan terjadi pada ruas-ruas jalan yang menuju ke kota Batu.  Dengan adanya tol Malang-Pandaan, sekaligus kelak akan dioperasikannya underpass di Karanglo, sehingga kendaraan yang mengarah ke kota Batu dari tol Pandaan–Malang  bisa langsung keluar di Karanglo, dan langsung bisa menembus ke arah Kota Batu tanpa melalui Malang kota.

(Sumber gambar: http://suryamalang.tribunnews.com) Kemacetan di Kota Malang menuju ke Surabaya

Hal tersebut akan membuat arus kendaraan yang menuju ke kota Batu menjadi semakin besar jumlahnya. Akan tetapi, ketika kendaraan sudah mulai memasuki kawasan yang mendekati kota Batu, maka akan berpotensi terjadi kemacetan. Seperti halnya kawasan Karanglo – Karangploso – Pendem yang cukup ramai di hari biasa dan menjadi titik macet di hari libur. Karena ruas jalan yang mendekati Kota Batu, dan ruas jalan di Kota Batu, juga tidaklah cukup lebar, sehingga tidak dapat menampung dan mengakomodasi banyaknya kendaraan yang melintas.

Adapun permasalahan kemacetan di kota Malang dan di kota Batu tersebut, perlu dicarikan solusi sebagai antisipasinya. Mestinya dibuat pararel dengan pembangunan tol Mapan tersebut. Namun, tampaknya sudah tidak ada cara lain lagi,  selain seluruh ruas-ruas jalan di kota Malang dan di kota Batu harus diperlebar.

Kota Malang dan kota Batu hingga saat ini masih menjadi magnet yang mempunyai daya tarik lebih di Jawa Timur untuk didatangi selain kota lainnya. Adapun kota Malang sangat dikenal dengan julukannya sebagai kota pendidikan selain Jogja. Kota Batu pun, sebagai kota wisata dengan kekuatan wisata buatan (Jatim Park 1, 2, dan 3), belum lagi Museum Angkut yang keren dan juga alamnya yang asri disertai panorama alam pegunungan yang sejuk dan cukup dingin.  Faktor dan alasan itulah yang membuat daya tarik Kota Malang dan Kota Batu semakin populer nan ramai sekali seiring bertambahnya tahun.

Berdasarkan Data terbaru yang dihimpun oleh Radarmalang dari Lamudi (salah satu marketplace berbasis online khusus untuk real estate/properti yang sudah beroperasi di 34 negara, berpusat di Berlin, Jerman), Kota Malang masuk ke dalam peringkat keempat di Indonesia, kota yang paling banyak didatangi para pemburu tanah. Artinya, menunjukkan bahwa kota Malang termasuk sexy dan bagus untuk investasi properti/tanah.

Menurut data tersebut, kota pertama yang menjadi incaran para pemburu tanah adalah Bogor. Selama Januari 2018 saja, sudah ada sekitar 2.704 orang yang berniat untuk membeli tanah di Bogor. Adapun harga rata-rata tanah di Bogor mencapai kisaran Rp 2,3 juta per meter persegi. Untuk rata-rata harga rumah di Bogor mencapai Rp 9,56 juta per meter perseginya.

Di urutan kedua diduduki Kota Bandung. Selama Januari 2018, ada sekitar 2.245 orang yang berniat membeli tanah di kota kembang itu. Harga rata-rata tanah di sana Rp 4,5 juta per meter perseginya. Sedangkan harga rumah rata-rata Rp 9,86 juta per meter persegi.

Di urutan ketiga ada Kota Bekasi. Terhitung sekitar 1.507 orang berencana membeli tanah di kota Bekasi. Harga rata-rata tanah di sana mencapai Rp 2,5 juta per meter perseginya. Sedangkan harga rata-rata rumah mencapai Rp 8,7 juta per meter persegi.

Nah, yang berhasil duduk di peringkat keempat ternyata adalah Kota Malang. Data Lamudi Indonesia menyebutkan, sepanjang Januari 2018, ada sekitar 1.393 orang berminat membeli tanah di Kota Malang. Harga tanah di Malang kota rata-rata berkisar Rp 1,8 juta per meter persegi. Untuk harga rumah rata-rata sebesar Rp 7,5 juta per meter persegi.

Peringkat kelima adalah ibukota Jawa Timur, ya benar sekali, yaitu kota Surabaya. Dalam sebulan, ada sekitar 1.322 orang yang ingin membeli tanah di Kota Surabaya. Harga rata-rata tanah di sana Rp 9,5 juta per meter persegi. Sedangkan rata-rata harga rumah mencapai Rp 12,5 juta per meter persegi.

Berdasarkan himpunan data di atas, ketika nantinya tol Malang-Pandaan benar-benar dioperasikan secara resmi dan normal, maka akan semakin meningkatlah arus manusia dan kendaraan yang akan masuk memenuhi dan menumpuk di beberapa jalan utama di Kota Malang. Hal tersebut merupakan tugas berat dari Wali kota Malang dan Wali kota Batu, yang diharapkan mampu untuk mengatasi berbagai potensi masalah yang sebentar lagi datang menyambut selesainya pengerjaan proyek tol Mapan dan underpass Karanglo.

Pemerintah kota tersebut harus benar-benar berani membuat terobosan jitu dan merealisasikannya dengan segera. Terobosan yang dimaksud dalam hal ini yaitu mengadakan proyek memperlebar ruas-ruas jalan yang menjadi atau titik kemacetan setiap waktunya. Bukankah dalam beberapa kesempatan, Wali kota Malang Pak Sutiaji sudah mengatakan, bahwa dia tidak akan pernah takut mempertaruhkan jabatannya, demi membuat terobosan yang bermanfaat bagi rakyat Malang?

Adapun beberapa waktu yang lalu Drs. Sutiaji sudah turun tangan langsung ke lapangan guna membantu mengatur lalu lintas karena kemacetan panjang di jalan Sudirman Malang (27/12/2018). Pak Sutiaji pun sudah Menindak lanjuti laporan warga soal kabel semrawut di kawasan Jalan Borobudur, Wali Kota Malang Sutiaji; dan Sekretaris Daerah Wasto langsung melakukan inspeksi mendadak untuk menertibkan kabel-kabel yang bergelantungan, Rabu (19/12/2018).

Baca juga berita ini: Atur Lalu Lintas Pakai Jas, Eh Ternyata Wali kota Malang

Wali kota Malang Potong Kabel Semrawut yang Dikeluhkan Warga

Tak hanya melakukan inspeksi, mereka bahkan memotong kabel yang tampak bergelantungan itu. Kabel-kabel provider yang terlihat semrawut tersebut, ternyata memancing emosi Wali Kota Malang itu. Beberapa tiang yang penataannya tumpang tindih pun turut menjadi perhatiannya.  

Kini tiba saatnya bagi bapak Wali kota Malang dan ibu Wali kota Batu untuk beraksi nyata secara lebih lagi bagi masyarakatnya, di sisa masa baktinya masing-masing!!!

Sumber: https://radarmalang.id/masa-depan-masalah-tol-pandaan-malang/

Kembali ke Beranda jawaracorpo.com